Dberita.ID, Langkat – Warga Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, semakin khawatir dengan kondisi Jembatan Pematang Rambut di Desa Bubun yang semakin rapuh dimakan usia. Jembatan yang menjadi akses vital bagi masyarakat ini sering dilalui kendaraan berat, baik dari pengusaha perkebunan sawit ilegal maupun milik PT Energi Mega Persada (EMP) Gebang, yang tengah melakukan proses pengeboran sumur migas di wilayah tersebut.
Selain itu, proyek pembangunan jembatan yang dijanjikan oleh PT EMP Gebang hingga kini mangkrak. Beberapa titik konstruksi terlihat terbengkalai, dengan pondasi besi yang mulai berkarat. Warga pun mempertanyakan kelanjutan proyek tersebut, mengingat sudah berbulan-bulan tidak ada aktivitas pembangunan di lokasi.
Padahal, dalam sosialisasi sebelumnya, PT EMP Gebang bersama PT Catur Elang Perkasa—selaku vendor—menyampaikan komitmen mereka untuk memperbaiki jalan serta membangun jembatan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan gas di Desa Bubun. Namun, hingga kini, tidak ada perkembangan signifikan di lapangan.
Jembatan Bakal Rusak, Akses Masyarakat Akan Terhambat
Jembatan lain yang kondisinya juga memprihatinkan adalah Jembatan Paluh Madinah di Desa Pematang Cengal. Sejumlah jembatan penghubung antar desa yang menjadi jalur utama warga kini semakin rusak akibat aktivitas kendaraan berat dari perusahaan migas serta angkutan sawit dari perkebunan ilegal di kawasan hutan negara.
Saman, salah satu tokoh masyarakat Tanjung Pura, ketika diminta memberikan tanggapan terkait mangkraknya pembangunan jembatan kegiatan dari EMP Gebang, pada Senin 10 Maret 2025 menegaskan bahwa, proyek pembangunan jembatan di Desa Pematang Cengal, Desa Pekubuan, dan Desa Bubun seharusnya segera diselesaikan. Namun, kenyataannya, proyek tersebut masih terbengkalai, sementara jembatan lama semakin rusak.
“Kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan. Jalan poros yang menghubungkan Desa Pekubuan, Desa Pantai Cermin, dan Desa Pematang Cengal juga mengalami kerusakan berat akibat aktivitas kendaraan dari PT EMP Gebang dan angkutan sawit dari perkebunan ilegal,” ujar Saman.
Warga mulai kecewa terhadap PT EMP Gebang yang dinilai belum menepati janji mereka terkait pembangunan infrastruktur. Meskipun perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan sosial bagi masyarakat, warga berharap agar komitmen dalam memperbaiki jembatan tetap diwujudkan demi kelancaran aktivitas dan keselamatan mereka.
Keberadaan Aktivitas Migas Tidak Diketahui DPRD Langkat
Terpisah, sebelumnya terkuak bahwa pihak DPRD Langkat tidak tahu menau adanya kegiatan Migas di Desa Bubun, Kecamatan Tanjung Pura. Hal itu terungkap ketika DPRD Langkat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bulan lalu, dengan mengundang pihak EMP Gebang dan di pertemukan dengan warga Tanjung Pura, yang sebelumnya melakukan aksi terkait rusaknya jalan, berabu dan jembatan rusak.
Saat itu RDP dipimpin Ketua DPRD Sribana Perangin Angin, SE, dan didampingi Wakil Ketua DPRD Langkat Romelta Ginting, dan dihadiri sejumlah anggota DPRD Langkat dari Dapil 6, diantaranya Muhammad Rio, Jul Aidi Syam, Mahalli Akim, Rahmad Rinaldi, Arifuddin, dan M. Rifqi Aulia. Hadir juga Kepala Dinas PUPR Langkat Khairul Azmi.
Dikatahui, saat itu, rapat tersebut membahas tuntutan para pendemo terkait perbaikan jalan dan penanganan dampak debu akibat lintasan kendaraan di beberapa ruas jalan desa di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Dalam RDP tersebut, perwakilan dari perusahaan Energi Mega Persada (EMP) Gebang Ltd, Ronny, memaparkan upaya yang telah dilakukan perusahaannya untuk membantu perbaikan infrastruktur. Menurutnya, EMP Gebang telah melakukan peninggian dan pengerasan beberapa ruas jalan serta pembangunan sejumlah jembatan. Selain itu, perusahaan juga berkontribusi melalui berbagai kegiatan sosial yang melibatkan pemerintah kabupaten, kecamatan, hingga desa.
“Terkait masalah debu di jalan, kami sudah melakukan penyiraman air selama proses perbaikan jalan. Kami juga bekerja sama dengan masyarakat desa untuk melaksanakan penyiraman tersebut. Dalam proses ini, banyak warga setempat yang turut bekerja,” jelas Ronny saat itu.
Ia menambahkan bahwa EMP Gebang berkomitmen menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar. “Kami berusaha agar aktivitas kami tidak menimbulkan ketersinggungan dengan pihak mana pun, terutama masyarakat,” ungkapnya.
Editor: Reza Fahlevi