Dberita.ID, Kab. Solok — Pemerintah Kabupaten Solok melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Solok melaksanakan kegiatan studi tiru Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan bawang goreng ke Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini berlangsung di CV. Monita Food Kuningan, Jawa Barat, pada Selasa (3/9/2024).
Rombongan dari Kabupaten Solok dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, drh. Kennedy Hamzah, bersama Sekretaris Dekranasda Kabupaten Solok, Yenti Nova, serta jajaran DKUKMPP, Dinas Pertanian, dan pelaku IKM pangan bawang goreng binaan DKUKMPP. Mereka disambut oleh Direktur CV. Monita Food Kuningan, Aris Risma Sunarmas, Subkoordinator Bidang UKM Industri Diskopdagperin Kabupaten Kuningan, Uut Sutin, SP, dan jajaran terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Direktur CV. Monita Food Kuningan, Aris Risma Sunarmas, mengucapkan selamat datang kepada rombongan dari Kabupaten Solok. Ia menjelaskan bahwa CV. Monita Food fokus pada hilirisasi produk olahan berbagai jenis bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah. Kegiatan studi tiru ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu lokasi produksi dan kawasan pertanian Bawang Sumenep, salah satu sentra bawang di Kuningan.
“Kami berharap bapak dan ibu dapat melihat proses hilirisasi yang kami lakukan di sini, terutama dalam pengolahan bawang merah sebagai produk utama kami. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kedua belah pihak,” ujarnya.
Subkoordinator Bidang UKM Industri Diskopdagperin Kabupaten Kuningan, Uut Sutin, SP, juga menyambut baik kehadiran rombongan dari Solok. Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Kuningan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah, dan CV. Monita Food telah berhasil mengekspor produknya hingga ke Belanda. “Kami berharap bapak dan ibu dapat membawa hal-hal positif dari Kuningan yang bisa diterapkan di Kabupaten Solok,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, drh. Kennedy Hamzah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada tahun 2023, Kabupaten Solok menjadi penghasil bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Brebes, dengan produksi mencapai 216 ribu ton dari luas lahan tanam sekitar 13.000 hektar. Namun, fluktuasi harga bawang seringkali mempengaruhi perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan industri kecil berbasis bawang, seperti bawang goreng, dapat menjadi solusi untuk menjaga kestabilan harga.
Sekretaris Dekranasda Kabupaten Solok, Yenti Nova, menambahkan bahwa pengembangan industri bawang goreng merupakan langkah strategis untuk menghadapi penurunan harga bawang di pasaran. Ia berharap melalui kegiatan studi tiru ini, Kabupaten Solok dapat belajar dan mengadopsi praktik terbaik dari Kabupaten Kuningan dalam mengolah bawang.
Setelah sambutan, rombongan dari Kabupaten Solok diajak melihat langsung proses produksi bawang goreng di CV. Monita Food serta mengunjungi kawasan pertanian Bawang Sumenep di Kuningan.
Penulis: Fit
Editor: Reza Fahlevi