Dberita.ID, Langkat – Kabupaten Langkat merupakan wilayah yang kaya akan sejarah, terutama di Kecamatan Tanjung Pura, yang dulunya menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Kesultanan ini adalah salah satu kerajaan Melayu Islam yang pernah berjaya di wilayah Sumatera Utara sejak abad ke-16. Kesultanan Langkat diyakini sebagai monarki tertua di antara kerajaan-kerajaan Melayu di Sumatera Timur.
Pembagian Wilayah Kesultanan
Pada masa kejayaannya, wilayah Kesultanan Langkat terbagi menjadi tiga daerah utama yang masing-masing dipimpin oleh seorang Pangeran Luhak:
– Langkat Hulu, dipimpin oleh Tengku Sulung Muhammad Syarif.
– Langkat Hilir, dipimpin oleh Pangeran Tengku Hamzah.
– Teluk Aru, dipimpin oleh Tengku Umar.
Di setiap daerah tersebut terdapat kedatukan (wilayah administrasi) yang diperintah langsung oleh Pangeran Luhak. Di antaranya:
– Kedatukan Sei Bingai di Langkat Hulu.
– Kedatukan Cempa di Langkat Hilir.
– Kedatukan Besitang di Langkat Aru.

Asal Usul Kesultanan Langkat
Kesultanan Langkat didirikan pada tahun 1568 oleh Dewa Shahdan, seorang tokoh penting dari Kerajaan Aru yang berhasil melarikan diri dari serangan Kesultanan Aceh. Kerajaan Langkat dianggap sebagai penerus dari Kerajaan Aru yang telah hancur.
Nama “Langkat” sendiri diyakini berasal dari nama sebuah pohon yang menyerupai pohon langsat. Pada awalnya, pusat pemerintahan berada di Kota Dalam, sebelum kemudian berpindah ke Tanjung Pura.
Masa Kejayaan dan Hubungan dengan Belanda
Kesultanan Langkat mengalami masa kejayaan berkat pembukaan perkebunan karet dan penemuan cadangan minyak bumi di Pangkalan Brandan. Salah satu sultan paling terkenal adalah Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah, yang memerintah dari tahun 1897 hingga 1927. Kesultanan ini juga memiliki hubungan erat dengan pemerintah kolonial Belanda, baik dalam bidang politik maupun ekonomi.
Warisan Sejarah yang Masih Berdiri
Hingga kini, beberapa bangunan peninggalan Kesultanan Langkat masih berdiri megah dan menjadi saksi sejarah kejayaan masa lalu, antara lain:
– Masjid Azizi, masjid megah yang menjadi ikon Tanjung Pura.
– Gedung Kerapatan Kesultanan Langkat, yang dulunya digunakan untuk musyawarah adat.

Gedung Mahtab Aziziyah, yang kini berfungsi sebagai institusi pendidikan. Gedung ini digunakan sebagai Madrasah Tsanawiyah Swasta dan kini juga terdapat kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Jamaiyah Mahmudiyah (STAI-JM) Tanjung Pura.
Peninggalan-peninggalan ini menjadi bukti nyata kemegahan dan peran penting Kesultanan Langkat dalam sejarah budaya dan politik di Sumatera Utara.
Penulis: Bahauddin (Sejarawan Langkat)
Editor: Reza Fahlevi