Dberita.ID, Langkat — Ratusan perwakilan masyarakat Melayu yang tergabung dalam Melayu Langkat Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Langkat, Stabat, Kamis (2/10/2025).
Sebelum diterima untuk beraudiensi dengan Bupati Langkat H. Syah Afandin, massa terlebih dahulu melakukan orasi di depan gerbang masuk Kantor Bupati. Dalam aksinya, para peserta menggelar ritual tepung tawar dengan bunga rampai, serta menampilkan syair dan musik Melayu. Massa juga membawa atribut budaya seperti payung kuning, tepak sirih, dan balai berisi pulut kuning sebagai simbol adat.
Aksi ini digelar sebagai bentuk kekecewaan terhadap belum optimalnya pelaksanaan program pemajuan kebudayaan daerah, meskipun telah ada Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur hal tersebut.
Dalam orasinya di depan gerbang dan saat audiensi bersama Bupati, perwakilan Melayu Langkat Bersatu menyampaikan sejumlah tuntutan utama, di antaranya:
1. Mendesak Bupati Langkat untuk segera menegakkan dan menjalankan Perda, Perbup, serta Instruksi Bupati (Inbup) terkait pemajuan kebudayaan daerah agar Langkat memiliki integritas budaya.
2. Meminta agar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Langkat diganti.
3. Meminta agar Kepala Bappeda Langkat diganti.
4. Mendesak pergantian OPD terkait yang dianggap tidak melaksanakan Perda, Perbup, dan Inbup tentang pemajuan kebudayaan daerah.
Para peserta aksi berharap agar tuntutan tersebut mendapat perhatian serius dari Bupati Langkat dan seluruh jajaran pemerintah daerah.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Langkat H. Syah Afandin menyampaikan terima kasih atas kepedulian masyarakat Melayu Langkat yang telah mengingatkan pemerintah melalui aksi damai tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti regulasi pemajuan kebudayaan daerah yang telah ada.
“Kita akan segera melakukan pertemuan bersama OPD terkait dan perwakilan masyarakat Melayu untuk membahas tindak lanjutnya, termasuk mengenai situs-situs peninggalan sejarah Kesultanan Langkat, seragam budaya Melayu, ornamen, serta aspek kebudayaan lainnya agar dapat segera direalisasikan,” ujar Bupati.
Dalam audiensi tersebut, perwakilan masyarakat juga menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi makam-makam bersejarah pejuang Melayu Langkat yang tidak terawat, mulai dari akses jalan menuju makam hingga ketiadaan papan nama atau tanda pengenal situs sejarah. Mereka menilai hal ini mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap warisan sejarah dan budaya Melayu di Langkat.
Pantauan awak media, hadir dalam aksi tersebut antara lain Adhan Nur selaku Ketua PB Gerbang Malay, Ahmad Ahmadi Ketua Laskar Melayu, M. Agus Tami Ketua Sanggar Permata, Zulham Efendi Ketua RPN Langkat, Rezeki Ariwanda Ketua Umum Himmi, Arif Vueh Ketua Umum Laskar Diraja, serta Said Abdullah dan sejumlah tokoh Melayu lainnya.
Diketahui, aksi unjuk rasa Melayu Langkat Bersatu ini dikoordinir oleh tiga koordinator, yakni Wan Arief, Said Abdullah, dan M. Hijrah. (*)
Editor: Reza Fahlevi