Dberita.ID, Kab Solok – Ny. Hj. Emiko Epriyardi, S.Pd, dikenal sebagai sosok dengan tangan dingin yang mampu menanggulangi stigma gender terhadap perempuan. Ia mengatakan bahwa perempuan harus memiliki andil besar terutama dalam keluarganya. Menurutnya, sosok istri atau ibu dapat menggerakkan seluruh keluarga, baik suami, ayah, maupun anak-anaknya untuk berperan dalam berbagai aspek kehidupan.
Emiko meyakini bahwa ide dan gagasan para perempuan tak boleh dipandang sebelah mata. Di Kabupaten Solok, ia dikenal sebagai sosok yang mendobrak stigma gender. Ia berhasil merangkul masyarakat dari nagari ke nagari untuk menguatkan peran perempuan dalam pembangunan.
Terik matahari tak memudarkan niatnya bertemu warga. Justru, semangat bundo asal Nagari Singkarak itu semakin membara. Emiko, wanita ramah dengan senyuman, dikenal dekat dengan kaum emak-emak dan anak-anak. Ia adalah ibu dari enam anak yang selalu menunjukkan keanggunan sosok bundo kanduang.
Kedekatan Emiko dengan masyarakat terbukti saat kaum hawa menunggunya di Nagari Koto Gaek, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada akhir Mei lalu. “Ibu, selamat datang, Bu,” ucap sejumlah ibu-ibu dengan antusias sambil menyalami Emiko.
Emiko terlahir dari keluarga sederhana yang mengajarkannya untuk mandiri, bertanggung jawab, jujur, pandai, dan benar, seperti halnya sifat bundo kanduang di Minangkabau. Baginya, hidup adalah harapan dan memupuk impian agar berguna bagi keluarga, agama, dan bangsanya. Prinsip ini sudah ia mulai dari keluarganya. Dengan kerja keras, ia berhasil mengantarkan anak-anaknya mencicipi jenjang pendidikan dan berkarir.
Peran Emiko semakin terlihat ketika ia dilantik menjadi Ketua TP-PKK Kabupaten Solok pada 26 April 2021. Dengan sifat keibuannya yang kuat, Emiko berhasil mengubah peran kaum hawa di panggung sosial masyarakat. Terbukti, Kabupaten Solok dua kali meraih juara umum PKK tingkat Sumatera Barat berkat perannya.
Mencapai ini bukanlah hal yang mudah. Mengumpulkan dan mengajak lapisan masyarakat dengan latar belakang ekonomi, pendidikan, sosial, dan karakter berbeda membutuhkan waktu, kemampuan manajerial, serta komunikasi yang baik. Perlahan, dengan kesabaran dan pola kerjanya yang terstruktur, harapannya mulai membuahkan hasil.
Pada 12 Desember 2023, Emiko dinobatkan sebagai Duta Orang Tua Hebat se-Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena peran perempuan yang menjadi salah satu kunci sukses dalam penanganan stunting. Sifat seorang ibu yang ingin anak-anak di Kabupaten Solok terbebas dari gizi buruk atau stunting juga turut mendukung prestasi ini.
Perlu diketahui, angka stunting di Kabupaten Solok terhitung cukup tinggi, yaitu 40,1 persen. Namun, pada tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Solok menurun menjadi 24,2 persen atau turun sebesar 15,9 persen. Ini adalah salah satu capaian terbesar di kabupaten penghasil beras dan bawang ini. Bahkan di tingkat nasional, capaian tersebut diakui dengan diberikannya penghargaan kepada Kabupaten Solok.
Kedekatan Emiko dengan generasi muda terjalin dengan baik. Beberapa kali ia terlihat secara spontan memberi hadiah kepada anak-anak dan penari dari sekolah atau sanggar yang tampil dalam acara yang ia hadiri. Emiko juga menjalin kerja sama dengan kaum milenial atau Gen Z dengan menggandeng mereka untuk membuat video edukasi atau semacam podcast, menunjukkan bahwa ia tidak mau ketinggalan dalam dunia informasi.
Selain itu, peran perempuan juga mulai terlihat dalam Pemerintah Kabupaten Solok yang dipimpin suaminya, Epyardi Asda. Ada belasan pejabat perempuan, mulai dari tingkat eselon II atau kepala dinas hingga kepala bidang (Kabid), yang diisi oleh sosok perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa mulai dari tingkat nagari hingga kabupaten, sosok perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan.
Emiko bukanlah sosok pahlawan tumpah darah seperti Cut Nyak Dien. Namun, ia adalah sosok perempuan biasa yang berjuang untuk harapan. Seperti kutipan dari novel karya Dewi Lestari (Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh).
“Perempuan memiliki banyak lapisan, seperti bumi yang menyimpan sejarah dalam setiap lapisannya. Dalam dirinya terdapat kekuatan yang mampu mengguncang dunia, namun juga kelembutan yang mampu menyembuhkan luka terdalam.” (Fit)
Editor: Reza Fahlevi