Dberita.id, Taput – Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau biasa disebut bedah rumah merupakan salah satu program prioritas pemerintah. Pasalnya, program ini ditujukan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang bertempat tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Namun disayangkan terdapat satu rumah yang ketinggakan dan luput dari perhatian Pemerintah Taput. Rumah tersebut berada di Desa Lumban Garaga, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut.
Diduga, salah satu warga yang didata dan dinilai layak menerima itu adalah rumah Robinson Simorangkir. Kini Ia merasa kecewa, sebab sudah tiga kali didata oleh pemerintahan desa, justru tidak kunjung mendapatkan bantuan bedah rumah tersebut.
Robinson kepada awak media dberita.id, menjelaskan, dirinya merasa dilewati atas bantuan program tersebut, pasalnya, yang mendapatkan bantuan bedah rumah justru rumah yang sudah setengah permanen, dan terlihat masih layak untuk dihuni.
“Saya cuma didata doang, tapi yang dapat bantuan bedah rumah yang rumahnya sudah layak huni, orang baru, pendatang pulak lagi? Sedangkan saya yang asli disini, kelahiran disini, dan rumah saya yang temboknya saja sudah oleng, dan separuh bata pun sampai saat ini tidak ada bantuan kesaya,” ucap Robinson dengan nada kecewa, Jumat (25/08/2023).
Masih menurut Robinson, pihaknya merasa sangat kecewa terhadap pemerintah, yang terkesan pilih-pilih kasih untuk membantu masyarakat. Padahal saya terlebih dahulu didata, tiga kali ini saya didata agar dapat bantuan bedah rumah, tapi malah yang duluan dapat yang tidak layak dibedah rumahnya.
Rumah saya yang jelas-jelas kalau ketiup anggin saja ambruk, bocor lagi kalau hujan, malah diabaikan. Apa sentimen lah kepala desa atau pemerintah dengan saya, karena yang data mereka.” ujarnya.
Hal sama disampaikan Rusti Boru Hutabarat, istri daripada Robinson Simorangkir.
“Ya jelas kecewalah, keluarga kami sudah didaftarkan sejak dua tahun lalu. Apalagi sudah disurvei tim bedah rumah dari desa, bahkan dari Dinas Perkim Taput. Eh, tiba-tiba nama saya diinformasikan tidak dapat,” kesal Rusti.
Ia mendapatkan informasi tersebut dari staf desa sekitar seminggu lalu. Kemudian menanyakan alasan namanya tiba-tiba hilang dan diganti orang lain.
“Ndak ada alasan yang jelas. Hanya dibilang diganti saja,” ucapnya. Rusti mengaku harapannya selama ini untuk mendapatkan rumah layak huni pupus sudah. Kejadian ini ia alami sudah tiga kali.
Diketahui juga, pada tahun 2021 silam, juga tidak dapat, meskipun sudah diajukan. Bahkan untuk kali ini, mereka sudah meminjam uang dari salah satu Bank dan hasil jerih payah mereka untuk menambah biaya pembangunan rumahnya sebagai swadana mereka.
Sementara itu Kadis Perkim Tapanuli Utara, Budiman Gultom, saat dihubungi melalui selulernya mengenai keluhan warga di Desa Lumban Garaga, Kecamatan Pahae Julu, yang tidak dapat bantuan BSPS mengatakan, pihak mereka akan secepatnya turun kelokasi melihat kondisi dan keluhan warga tersebut.
“Kita akan segera kesana, trimakasih atas informasinya,” jawabannya singkat. (Tul)
Editor: Reza Fahlevi