Dberita.ID, Taput – Cuaca ektrem berdampak dengan tumbuhnya hama dan serangan hama, terutama pada petani cabai merah di Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut. Saat ini pun petani mengeluhkan akan serangan hama dan penyakit pada tanaman mereka, sehingga mengakibatkan penurunan produksi.
S. Simanjuntak (60) petani cabai yang ada di Desa Tapian Nauli, Kecamatan Sipahutar, Taput, kepada media ini Selasa (08/8/2023) kemarin mengungkapkan, saat ini hama dan penyakit menyerang tanaman cabai merah milik petani. Penyakit tanaman itu berupa serangan lalat buah, kemudian jenis penyakit busuk buah, mati batang serta penyakit keriting daun. “Serangan hama dan penyakit kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun belakangan,” katanya.
Menurut dia, sudah melakukan upaya penangkalan dengan menyeprotkan jenis racun dan obat-obatan pertanian, namun beberapa jenis penyakit cabai itu belum berhasil ditanggulangi. Akibatnya, berdampak pada turun produksi tanaman cabai. Hutagaol, petani cabai merah yang sama juga menyatakan, saat ini pihaknya mengalami kerugian hingga puluhan juta, mengingat dengan lahan seluas 3/4 hektar telah menghabiskan modal hingga Rp16 juta.
Sedangkan hasil yang didapat kali ini hanya berkisar Rp8 juta, dengan asumsi harga jual cabai ditingkatan petani saat ini sebesar Rp20.000- 25.500 per kg. “Kami hanya petani penggarap dengan sistem bagi hasil, dua banding satu. Satu untuk petani penggarap, satu untuk pengembalian modal, dan satu untuk pemilik modal.
Kalau hasilnya seperti ini paling banyak kami dapat Rp4 juta, selebihnya untuk pemodal. Pendapatan ini sangat kecil karena memakan waktu hingga empat bulan, jadi sekitar satu juta per bulan,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Op Berto Silitonga (55), dia mengungkapkan, akibat cuaca ekstrim saat ini tanaman cabai merah miliknya diserang penyakit keriting daun dan batang busuk.
“Cuaca yang kadang panas dan hujan ini mengakibatkan tanaman cabe merah mengalami daun keriting dan batang busuk. Sehingga Sudan tiga kali melakukan penanaman kembali.
Sehingga mengakibatkan kerugian yang besar” terangnya. Menurut Op Berto sudah melakukan segala usaha penyemprotan obat-obatan pertanian tapi tetap juga tidak ada perubahan sama sekali.
Dia berharap, agar Dinas Pertanian dan Perkebunan Tapanuli Utara menurunkan para penyuluh pertanian, agar memberikan solusi sehingga tanaman cabai merahnya bisa tumbuh dengan baik. (Tul)
Editor: Reza Fahlevi