Dberita.ID, Simalungun – Momen pernikahan pasangan Dearni Ria Tondang, S.Gz dan Rizal Pernando Sinaga, S.Si menjadi lebih bermakna saat mereka menerima hadiah istimewa berupa bibit pohon aren dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara, Sabtu (21/6/2025). Pemberkatan pernikahan berlangsung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Tigarunggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.
Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar KSDA Sumut, Andar Abdi Saragih, S.Pd., M.Si., didampingi Kepala Resor Cagar Alam (CA) Martelu Purba, Alharis Ruhidi, S.P., M.Si., dan disaksikan oleh jemaat GKPS Tigarunggu serta keluarga kedua mempelai. Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Simalungun periode 2021–2025, Radiapoh Hasiholan Sinaga.
#Hadiah yang Sarat Makna Konservasi
Pemberian bibit pohon aren bukan sekadar simbol cinta dan harapan masa depan, tetapi juga bagian dari program edukasi lingkungan oleh KSDA Sumut. Pesan konservasi disampaikan oleh perwakilan Balai Besar KSDA Sumut yang menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan CA Martelu Purba dan keanekaragaman hayatinya. Hutan ini telah berkontribusi besar sejak ditanami meranti oleh para rimbawan senior seperti Bapak KS Depari pada 1948–1950 dan dikukuhkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 20 September 1938 melalui Proses Verbal No. Registerasi 9-10/SM.
Sebelumnya, program serupa juga dilakukan dalam acara pernikahan lainnya. Pada 9 dan 16 Mei 2025, pasangan Eko Rahmadi – Triani dan Muhammad Fadli – Hanima Wulandari menerima bibit pohon aren pada saat akad nikah mereka di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Purba.
#Aren: Pohon Kehidupan yang Multifungsi
Pohon Aren (Arenga pinnata) atau dikenal juga sebagai bagot di kalangan masyarakat lokal, adalah pohon yang memiliki banyak manfaat: mulai dari nira, kolang-kaling, ijuk, daun, hingga akarnya. Karena sifatnya yang multifungsi, aren digolongkan sebagai MPTS (Multi-Purpose Tree Species). Buahnya pun menjadi pakan alami bagi satwa liar seperti monyet dan luwak.
Tumbuhan ini tumbuh subur di seluruh kawasan CA Martelu Purba dan telah memenuhi syarat sebagai sumber benih. Diperkirakan, pohon aren mulai tumbuh 10–15 tahun setelah penanaman meranti, menjadikannya bagian penting dari keanekaragaman hayati kawasan tersebut.
#Dari Konservasi Menuju Ketahanan Energi Nasional
Pohon aren juga menjadi perhatian nasional. Presiden RI, Prabowo Subianto, menargetkan pengembangan 2 juta hektare hutan aren sebagai sumber bahan baku bioetanol, dalam rangka swasembada energi non-fosil. Tahun 2025, pemerintah mencanangkan penanaman aren seluas 300.000 hektare melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Mendukung program tersebut, Balai Besar KSDA Sumut bekerja sama dengan Universitas Medan Area (UMA) melalui Prof. Suswati untuk melakukan riset percepatan perkecambahan 400 benih aren sebagai tahap awal uji coba. Program ini juga didukung oleh Balai Pengelolaan DAS Asahan Barumun.
#Pernikahan Ramah Lingkungan, Akar Cinta yang Tumbuh
Program pemberian bibit pohon dalam pernikahan akan terus diperluas ke rumah-rumah ibadah seperti gereja dan masjid. Pohon menjadi simbol pernikahan yang mengakar kuat, mandiri, tahan lama, serta menggambarkan komitmen pasangan tidak hanya kepada satu sama lain, tetapi juga kepada alam.
Diharapkan, pohon aren yang ditanam oleh para pasangan ini akan memberikan manfaat jangka panjang, baik secara ekologis maupun ekonomis. Jika dirawat dengan baik, aren dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mendukung target nasional FOLU Net Sink 2030 dalam rangka penurunan emisi karbon.
Inilah wujud nyata dari pembangunan berkelanjutan—mengakar dari cinta, tumbuh demi alam, dan berbuah untuk generasi masa depan.
Editor: Reza Fahlevi
Sumber: BBKSDA Sumut